Jumat, 21 Mei 2010

Resensi Novel "ALWAYS LAILA"


Judul buku : Always, Laila (hanya cinta yang bisa)
Penulis : Andi Eriawan
Penerbit,tahun : GagasMedia, Jakarta, 2004
Tebal buku : 228 + xii halaman



Seorang wanita yang bernama Laila, umur 25 tahun, memiliki segalanya dan mempunyai pacar (Prameswara) yang selama 8 tahun menemani hari-hari bahagianya. Yang selalu memberi kejutan, bahkan romantis yang lucu dan sangat menghibur hati Laila.
Latar belakang Laila sangat sederhana yang lulusan Teknik penerbangan.
Adapun Pram atau lengkapnya Phrameswara, sebaya dengan Laila, yang pertama kali bertemu sudah menemukan chemistry yang sangat indah. Yang pram yakini bahwa Laila adlah kekasihnya pada jaman dahulu yang mengalami reinkarnasi untuk bertemu kembali dengan Pram. Pram adalah sosok yang easy going, arsitek yang suka memasak, hingga memiliki kafe yang dinamakan Laila’s CafĂ©, karena sangat mencintai Laila. Sebagai orang Bandung, Pram tidak menyukai bioskop dan factory outlet (FO) yang banyak bertebaran di kota itu. Semula ia tidak mau mengambil profesi yang mendasari pendidikannya, tetapi keadaan berbalik ketika Laila memutuskan cintanya begitu saja. Pram lalu pindah ke Yogya, bekerja pada sebuah perusahaan properti.

Kisah Laila dan Pram sebenarnya sederhana. Dua kekasih yang serasi, sepakat untuk menikah. Tak ada yang tidak menyetujui niat keduanya, karena kedua keluarga telah saling mengenal dengan baik. Tetapi tatkala mendapati dirinya mengidap Carsinoma Ovarium, yang mengakibatkan kedua indung telurnya harus diangkat demi keselamatan hidupnya, niat menikah itu pupus. Laila telah membayangkan perkawinannya kelak akan gaduh dengan suara anak-anak, dan Pram pun meyakini Laila akan menjadi istri dan ibu yang baik. Tetapi, apa artinya jika Laila tak bisa memiliki anak yang lahir dari rahimnya sendiri?
Tanpa diketahui Pram, Laila punya argumen sendiri tentang kenyataan hidupnya. Menurutnya, untuk waktu-waktu dekat Pram mungkin akan menerima kondisi tubuh Laila dan tidak menjadikannya masalah besar. Tetapi, bagaimana lima atau sepuluh tahun mendatang? Apalagi Pram anak tunggal yang tentu diharapkan memiliki anak sebagai penerus keluarga.
Karena tidak ingin mengorbankan Pram itulah, lantas Laila menarik diri menjauh dari Pram tanpa pernah menjelaskan alasannya. Sementara Pram tetap mengejarnya dan selalu berusaha sampai putus asa lalu memutuskan pindah ke Yogya.
Lalu, setelah memikirkan sekian lama, Laila berubah, ingin kembali kepada Pram, dan mengejarnya ke Yogya. Tetapi Pram keburu meninggal kejatuhan balok batu karena menyelamatkan seorang pekerjanya.
Kesan
Dengan gaya tulisan yang lebih mirip monolog, bolak-balik, penulisnya mengemas novel ini menjadi ringan, lucu, menghibur. Ide cerita yang sederhana, biasa, klise, diolah dengan kalem tetapi lancer, dan yang paling mengharukan ketika Laila membaca surat yang ditinggalkan oleh Pram untuknya.
Sebagai wanita sangat wajar jika ,menjadi panik sebab mengetahui bahwa mempunyai penyakit yang sangt ditakuti oleh wanita. Karena apalah arti ibu jika tidak mempunyai anak dari rahimnnya sendiri.
Dan selalu dan dimanapun setiap wanita akan selalu ingin menjadi ibu yang sempurna .
Ide cerita ini sangat menyentuh hati . dan unik karena seperti reinkarnasi yang sungguh sungguh nyata dengan sejarah Malaysia dengan nama Prameswara.
dan I like this novel
karena jarang sekali para pengarang novel yang berimajinasi sangat romantis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar